Laman

Jumat, 25 September 2015

Filsafat Barat Abad Pertengahan ( Masa Patristik, Masa Skolastik, Masa Peralihan )





FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN




MATA KULIAH                    : PENGANTAR FILSAFAT

DOSEN PENGAMPU                      : WIRA SUGIARTO, S.IP, M.Pd.I




                               



 DISUSUN OLEH

 KELOMPOK 03:


APRIANI ARAHAP

 M. RASYID
  NOVA WIDORA

    SEMESTER III D
JURUSAN  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
(STAIN) BENGKALIS
2015 / 1436 H



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah pengantar filsafat dengan judul “Filsafat Barat Abad Pertengahan
. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing agar bisa dipresentasekan dan bermanfaat sebagai pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan pada tugas selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan untuk menambah wawasan keilmuan, terutama mengenai sejarah tentang filsafat barat abad pertengahan.
Terimakasih.
Wassalamu’alikum. Wr. Wb.

                                                                        Bengkalis, 17 September 2015




     Kelompok 03




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................  i
DAFTAR ISI ......................................................................................................  ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang .........................................................................................  1
2.      Rumusan Masalah ....................................................................................  2
3.      Tujuan Masalah......................................................................................... 2


BAB II  PEMBAHASAN
Filsafat Barat Abad Pertengahan.................................................................... 3
A. Masa Patristik............................................................................................. 4
B. Masa Skolastik............................................................................................ 7
C.Masa Peralihan............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan Dan Saran.............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA










BAB I

PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Filsafat yunani  mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang  sangat  gemilang,yaitu melahirkan peradaban yunani .menurut pandangan sejarah filsafat,peradaban yunani merupakan titik tolak peradaban didunia.giliran selanjutnya adalah warisan peradaban yunani jatuh ketangan kekuasaan romawi.kekuasan romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaannya hingga daratan Eropa(Britania),dan filsat yunani juga ikut terbawa.
            Setelah filsafat yunani sampai kedaratan eropa,disana mendapatkan lahan baru dalam pertumbuhannya,filsafat yunani berintegrasi dengan agama Kristen,sehingga membentuk suatu formulasi baru,maka muncullah filsafat eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat yunani setelah berintegrasi  dengan agama Kristen.
            Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa kira-kira selama 5 abad belum memunculkan ahli pikir(filosof),setelah abad ke-6 masehi,barulah muncul para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat.jadi filsafat eropa mengawali filsafat barat abad pertengahan.
Kekuatan pengaruh antara filsafat yunani  dengan agama Kristen dikatakakan seimbang, karena keduanya mampu membentuk suatu formula baru melalui berintegrasi. walaupun agama Kristen masih baru keberadaannya tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat yunani ataupun agama Kristen. Anggapan pertama bahwa tuhan turun kebumi (dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. kabar baik tersebut berupa firman tuhan  yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan sejati. Anggapan kedua,bahwa walaupun  orang-orang telah mengenal agama baru,tetapi juga mengenal filsafat yunani yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Dengan demikian,dibenua eropa filsafat yunani akan tumbuh dan berkembang dalam suasana yang lain. filsafat eropa merupakan sesuatu yang baru, suatu formulasi yang baru, pohon filsafat masih yang lama (dari yunani), tetapi tunas yang baru ( karena pengaruh agama Kristen) memungkinkan perkembangan dan pertumbuhannya menjadi rindang.
B.                 Rumusan Masalah
A.                Apakah Itu Filsafat Barat Abad Pertengahan?
B.                 Apa Yang Dimaksud Dengan Masa Patristik?
C.                 Apa Yang Dimaksud Dengan Masa Skolastik?
D.                Dan Apa Yang Dimaksud Dengan Masa Peralihan?

C.                Tujuan Masalah
1.                  Menjelaskan apa itu filsafat barat abad pertengahan.
2.                  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masa patristic.
3.                  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masa skolastik
4.                  Dan untuk mengetahui pengertian dari masa peralihan.










BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat Barat Abad Pertengahan 
Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap” pendapat ini berdasarkan pendekatan sejarah gereja, pada saat itu manusia tidak lagi memiliki kebebasan berpikir,apabila terdapat pemikiran-pemikiran bertentangan  dengan ajaran gereja, orang-orang yang mengemukakan akan mendapat hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat.yang berhak mengadakan penyelidikan agama hanyalah pihak gereja.[1]
Filsafat abad pertengahan ini adalah zaman dimana filsafat berfungsi sebagai alat untuk pembenaran atau justifikasi ajaran agama (“the philosophy as a handmaiden of theology)sejauh filsafat bisa melayani teologi, ia bisa diterima.namun filsafat yang dianggap bertentangan dengan agama dan gereja ditolak. Banyak buku-buku zaman yunani kuno ditemukan dizaman ini,tetapi banyak yang diberangus,karena dinilai pemikiran kaum kafir. Kebebasan berfikir dipangkas. Oleh sebab itu zaman itu zaman ini dinamakan abad kegelapan filsafat.[2]
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan/sistem yang picik dan fanatic,dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta, karena itu bukan hanya menghambat perkembangan filsafat, tapi  perkembangan ilmu pengetahuan juga terhambat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya untuk membimbing umat kearah hudup yang saleh,namun dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang memiliki perasaan, pikiran,keinginan, dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.[3]
Periode abad pertengahan memiki perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama.timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh nabi isa as. Pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan. Agama Kristen menjadi menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno  yang menyatakan bahwa kebenaran dapat dicapai melalui akal.mereka belum mengenal adanya wahyu.
            Mengenai sikap terhadap pemikiran yunani ada dua:
a.                   Golongan yang menolak sama sekali pemikiran yunani, karena pemikiran yunani merupakan pemikiran  orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.
b.                  Menerima filsafat yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan tuhan.kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari tuhan,mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dibantu oleh wahyu.[4]
Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu: masa patristik dan masa skolastik.masa skolastik terbagi menjadi: skolastik awal, skolastik puncak, dan skolastik akhir.

A.                Masa Patristik
Istilah patristik berasal dari kata latin pater atau bapa.yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. mereka ada yang menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak,alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman tuhan,dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat yunani.bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun sudah ada sumber kebenaran yaitu firman tuhan, tetapi tidak ada jeleknya  menggunakan filsafat yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cra berfikir). Juga walaupun filsafat yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai mahkluk ciptaan tuhan. Jadi memakai/menerima filsafat yunani diperbolehkan selama dalam hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat yunani menuduh orang Kristen yang menolak filsafat yunani itu munafik, kemudian orang yang dituduh munafik itu menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah, dan mereka yang dituduh tersebut mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan tuhan.
Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen, para pembela iman Kristen tersebut ialah: Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertulianus Diosios Arepagos, Au-Relius Augustinus.

1.                  Justinus Martir
Menrut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat yunani, selanjutnya dikatakan bahwa filsafat yunani itu mengambil dari kitab yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa kristus adalah logos. Dalam pengembangan aspek logosnya ini orang-orang yunani (Socrates, plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni.
2.                  Klemens (150-215)
Ia juga termasuk pembela Kristen,tetapi ia tidak membenci filsafat yunani. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut:
Ø    Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat yunani.
Ø    Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat yunani.
Ø    Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan memikirkan secara mendalam. 
3.                  Tertulianus (160-222)
Ia menolak kehadiran filsafat yunani karena filsafat yunani dianggap tidak perlu, ia berpendapat, bahwa wahyu tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan yarussalem (pusat agama) dengan yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara gereja dengan akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa, segala yang dikatakan para filosof yunani dianggap tidak penting, apa yang dikatakan oleh para filosof yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari kitab suci.akan tetapi karena kebodohan filosof, kebenaran kitab suci itu dipalsukan.
Akan tetapi lama kelamaan,tertulianus akhirnya menerima juga filsafat yunani sebagai cara berfikir rasional. alasannya, bagaimanapun juga berfikir yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak di bakukan,saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir yunani saja. Sehingga akhirnya tertulianus melihat filsafat hanya dimemsi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir utuk memikirkan kebenaran keberadaan tuhan beserta sifat-sifatnya.
4.               Agustinus (354-430)
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat , antara lain platonise dan skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik sejati. Ia seorang tokoh besar dibidang teologi dan filsafat.
Setelah mempelajari aliran skeptisisme, ia kemudian ia tidak menyetujui atau tidak menyukainya,karena didalamnya terdapat pertentangan batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, tetapi orang tidak dapat bahwa ia ragu ragu. Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir sesungguhnya ia berada.(eksis)
Menurut pendapatnya, daya pikir manusia ada batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Akhirnya ajaran agustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan mempengaruhi pemikiran eropa.Perlu diperhatikan bahwa para pemikir patristic itu sebagai pelopor pemikiran skolastik.
B.              Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:
a.                 Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan relegius.
b.                Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut muncul istilah skolastik yahudi,skolastikarab dan dan lain-lainnya.
c.                   Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran agama
Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa factor antara lain sebagai berikut:
Factor Relegius
           Yang dimaksud dengan factor relegius adalahkeadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan religious. Mereka beranggapan bahwa hidup didunia itu suatu perjalanan ketanah suci yerussalem, dunia ini sebagai negeri asing, dan sebagai tempat pembuangan limbah air mata saja.(tempat kesedihan). Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak dapat sampai ketanah airnya (surga) dengan kemampuannya sendiri,sehingga harus ditolong, karena manusia menurut sifat kodratnya memiliki kelemahan yang di wariskan oleh adam.mereka juga berkeyakinan bahwa isa anak tuhan berperan sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan member pengampunan sekaligus menolongnya.maka hanya dengan jalan pengampunan inilah manusia dapat tertolong agar dapat mencapai tanah airnya (surga).[5]
           Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh  pembesar-pembesar gereja, ataupun dari keluarga istana,kepustakaannya diambilkan dari para penulis latin,arab (islam),dan yunani.[6]
           Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode
1.               Skolastik awal, berlangsung dari tahun 800-1200.
2.               Skolastik puncak,berlangsung dari tahun 1200-1300.
3.               Skolastik akhir berlangsung dari tahun 1300-1450.
1.               Skolastik Awal
Pada abad ke-5 hingga ke-8 masehi pemikiran filsafat patristic mulai merosot,terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap romawi sehingga kerajaan romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.
Pada abad ke-8 masehi, kekuasaan berada dibawah karel agung (742-814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semuanya menempakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecermerlangan abad pertengahan.
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan disekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiara italia selatan dan sampai berpengaruh ke jerman dan belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata bahasa,retorika,dialektika (seni diskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan,dan musik .diantara tokoh tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisburry (1115-1180, Peter Abaelardus (1079-1180)
Peter Abaelardus (1079-1180)
           Ia dilahirkan di Le Pallet, prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme sarjana terkenal dalam sastra romantik. Sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan imann. Iman harus mau didahului akal yang harus percaya adlah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
2.               Skolastik Puncak
           Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan. Disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
           Berikut ini beberapa factor mengapa masa skolastik mencapai pada puncaknya.
a.                Adanya pengaruh dari aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina. Sejak abad ke-12 sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.               Tahun 1200 didirikan unoversitasalmameter di prancis, universitas ini merupakan gabunagan dari beberapa sekolah. almameter inilah sebagai awal (embrio) berdinya universitas diparis, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge, dan lain-lainnya.
c.                Berdiriya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga member dorongan yang kuat  untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran dibidang filsafat dan teologi. Seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D. Scouts, William Ocham.
Upaya Kristenisasi Ajarn Aristoteles
            Pada mulanya hanya sebagian ahli fikir yang membawa dan  meneruskan ajaran aristoteles, akan tetap upaya ini mendapat perlawanan dari agustinus. Hal ini disebabkan adanya suatu anggapan bahwa ajaran aristoteles yang mulai dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh ahli pikir arab (islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen
            Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut diatas (dari ahli pikir arab atau islam). Albertus magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari ibnu rusyd.dengan menerjemahkan langsung dari bahasa latinnya. Juga , bagian-bagian ajaran aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen diganti dengan teori-teori baru yang bersumber pada ajaran aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran agama Kristen. Langkah terakhir dari ajaran aristoteles telah diselaraskan dengan ajaran ilmiah (suatu sitesis antara kepercayaan dan akal).
            Upaya Thomas Aquinas ini sangat berhasil dengan terbitnya sebuah buku summa theologiae dan sekaligus merupakan bukti bahwa ajaran aristoteles telah mendapat kemenangan dan sangat mempengaruhi seluruh perkrmbangan skolastik.
Albertus Magnus (1203-1280)
            Disamping sebagai biarawan, albertus magnus juga dikenal sebagai cendekiawan abad pertengahan. Ia mempunyai kepandaian luar biasa, di universitas padua ia belajar artes liberals, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran,filsafat aristoteles, belajar teologi dibologna, dan masuk ordo domican tahun 1223, kemudian masuk ke koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
            Pola pemikirannya meniru ibnu rusyd dalam menulis tentang aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, disamping sebagai ahli fikir ia juga seorang dokter gereja bangsa italia, ia lahir di Rocca Secca, Napoli, italia. Thomas adalah seorang filsuf paling terkenal pada abad pertengahan. Tahun 1245 belajar pada albertus magnus pada tahun 1250 ia menjadi guru besar dalam ilmu agama di prancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat istana paus.
Menurut pendapatnya. Semua kebenaran asalnya dari tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkansedangkan iman berjalan diluar jangkauan pemikiran. Ia menginbau agar orang-orang untuk mengetahui hukum ilmiah(pengetahuan) yang terungkap dalam kepercayaan. Tak ada kontra diksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman diungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada diluar kekuatan pikir manusia. 
Karya Thomas Aquinas telah menandai taraf yang tinggi dari aliran skolastisisme pada abad pertengahan. Ia  berusaha untuk membuktikan bahwa iman Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis. Ia telah menerima pemikiran aristoteles sebagai otoritas tertinggi tentang pemikirannya yang logis.
Thomas sendiri menyadari bahwa tidak dapat menghilangkan unsure-unsur aristoteles bahkan ia menggunakan  ajaran aristoteles, tetapi sistem pemikirannya berbeda. Masuknya unsure aristotels ini didorong kebijakan pemimpin gereja paus urbanus V (1366) yang memberikan angin segar untuk kemajuuan filsafat. Kemudian Thomas mengadakan langkah-langkah sebagai berikut.:
Langkah pertama, Thomas teman sealiran Willem Van Moerbeke untuk membuat terjemahan baru yang langsung dari yunani. Hal ini untuk melawan aristotialisme yang berorientasi pada ibnu rusyd, dan upaya ini mendapat dukungan dari siger van Brabant.
Langkah kedua, pengkristenan ajaran aristoteles dari dalam. Bagian –bagian yang bertentangan dengan apa yang dianggap Kristen bertentangan sebagai sebagai firman aristoteles, tetapi diupayakan selaras dengan ajaran Kristen.
Langkah ketiga, ajaran aristoteles yang telah dikristenkan dipakai untuk membuat sitesis yang lebih bercorak ilmiah (sintesis deduktif antara iman dan akal). Sistem barunya itu untuk menyusun summa theologiae.
3.                  Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan) diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (kemandegan). Diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285), Nicolas cusasus. (1401-1464)
William Ockham (1285-1439)
            Ia merupakan ahli pikir inggris yang beraliran skolastik. Ia menolak ajaran Thomas dan mendalilkan bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada bebda-benda satu demi satu, dan hal-hal yang umum itu hanya tanda-tanda abstrak.Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat instuisi,bukan lewat logika. Disamping itu ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis.
Nicolas Cusasus (1401-1464)
            Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut pendapatnya ada tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan instuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan instuisi kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi hanya dengan intuisi inilah kita dapat mempersatukan apa yang akal tidak dapat dipersatukan. Manusia harus menyadari akan keterbatasan akal,karena keterbatasan akal tersebut. Hanya sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal. Dengan istuisi inilah diharapkan akan sampai pada kenyataan, yaitu suatu tempat dimana segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu tuhan.[7]
4.                  Skolastik Arab (Islam)
Dalam bukunya, hasbullah bakry menerangkan bahwa istilah skolastik islam jarang dipakai dalam kalangan umat ialam istilah yang biasa dipakai adalah ilmu kalamatu filsafat islam. Adapun Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir islam (pemikir arab atau islam pada masa skolastik), yaitu al-farabi, ibnu sina, al-kindi, ibnu rusyd. Peranan ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sabagai berikut:
a.                   Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang barat belum pernah mengenal filsafat aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku logika aristoteles.
b.                  Orang-orang itu mengenal aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir islam, terutama dari ibnu rusyd, sehingga ibnu rusyd dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir Skolastik Latin.
c.                   Skolastik islamlah yang membawakan perkembangan skolastik latin.
Tidak hanya dalam  pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli pikir islam tersebut memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi eropa, yaitu dalam bidang imu pengetahuan, para ahli pikir islam sebagian menganggap bahwa pendapat aristoteles benar, plato dan al-quran benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian masuk ke eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling besar.
Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir islam islam atas kemajuan dan peradaban barat sengaja disembunyikan karena mereka (barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir islam itu dalam mengantarkan kemoderenan barat.[8]
C.                Masa Peralihan
Setelah abad petengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
Renaissance
            Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.  Manusia ingin mencapai kemajuan atas usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Pada zaman ini penemuan ilmu pengetahuan mulai dirintis, adapun ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada saat ini adalah bidang astronomi.[9]
            Renaissance atau kelahiran kembali di eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaandan pemikiran yang dimulai di italia, kemudian di prancis, spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giodarno Bruno
Humanisme
            Humanisme pada mulanya dipakai suatu pendirian dikalangan ahli pikir renaissance yang mencurahkan perhatiannya tehadap pengajaran kesusastraan yunani dan romawi, serta peri kemanusiaan. Kemudian humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra yunani atau romawi. Diantara para tokohnya adalah Bocaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, Dan Thomas More.
Reformasi
            Reformasi merupakan revolusi keagamaan di eropa barat pada abad ke-16. Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja khatolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas protestanisme. Para tokohnya antara lain jean calvin dan martin luther.[10]




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
filsafat eropa itu berasal dari filsafat yunani yang tiba didaratan eropa dan tersebar karena kebesaran kekuasaan romawi, kemudian berubah setelah berbaur dengan ajaran agama Kristen didaratan eropa.
Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap” pendapat ini berdasarkan pendekatan sejarah gereja, pada saat itu manusia tidak lagi memiliki kebebasan berpikir,apabila terdapat pemikiran-pemikiran bertentangan  dengan ajaran gereja, orang-orang yang mengemukakan akan mendapat hukuman berat
Istilah patristik berasal dari kata latin pater atau bapa.yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. mereka ada yang menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan karena semata-mata bercorak agama.
Setelah abad petengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi
B.  Saran

Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tentulah penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Asmoro Achmadi , Filsafat Umum, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010.
Jalaludin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.
Poedjawijatna, pembimbing ke arah alam filsafat, rineka cipta, jakarta, 1994.
Surajiyo, Filsafat  Ilmu Dan Perkembangannya Diindonesia ,PT Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
Zainal abidin,  pengantar filsafat barat, PT Grafindo Persada, Jakarta,2011.




 




[1]  Asmoro Achmadi , Filsafat Umum, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010 ,H  67

[2]  Zainal abidin,  pengantar filsafat barat, PT Grafindo Persada, Jakarta,2011, h 106-107

[3]  Ibid,  Asmoro Ahmadi,  h 68
[4]  Surajiyo, Filsafat  Ilmu Dan Perkembangannya Diindonesia ,PT Bumi Aksara, Jakarta,2007,  h  85
[5]  Ibid , asmoro ahmadi,  h . 68-73
[6]  Poedjawijatna, pembimbing ke arah alam filsafat, rineka cipta, jakarta, 1994, h.82
[7]  Ibid , asmoro ahmadi,  h . 73-80
[8] Jalaludin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, h. 56
[9]  Ibid, Surajiyo, h. 86
[10] Ibid, Asmoro Ahmadi, h. 83

Tidak ada komentar:

Posting Komentar