BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Filsafat adalah
sumber dan dasar dari cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya
adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari berbagai kalangan filsuf dianggap
sebagai suatu cabang filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari secara
mendalam. Filsafat tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji
dan mengetahui apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan
jalan berfikir secara mendalam atau berkontemplasi.
Dalam perumusan
suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan
pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap mampu memberikan nilai-nilai
yang mendekati suatu kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu
dikatakan sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus
melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran,
secara khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai
segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal, materialisme atau
mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan ide, hedonisme mengagungkan
kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau diibaratkan keduanya
seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk memahami
secara umum kedua sisi tersebut maka perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai disiplin ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu,
filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada
umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses
keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir
menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar
suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti
analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spekulatif.
Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir
bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang
menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar
masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut
metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam
dan suatu yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai
seperti kebenaran, keindahan ataupun
kebaikan.
Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai
sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu
sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan
komulatif (tersusun timbun).
1.2.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan
ini adalah :
1. Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat ilmu
pengetahuan?
2. Bagaimana kajian filsafat terhadap
filsafat
pandangan dunia (agama, budaya, ideology ) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Tentang filsafat
2.1.1. Sejarah
Penemuan filsafat
[1] Filsafat dalam pandangan barat
diperkirakan muncul pada abad ke- 7
sebelum masehi di yunani. dalam Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan
berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang
bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah
guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentarkomentar karya
Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada
sejarah filsafat.
2.1.2 Filsafat
Dalam Pandangan Para Ahli
Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah terdapat
dalam berbagai macam literatur dan hampir semua disiplin ilmu, bahasan tentang
filsafat adalah salasatu objek telaah yang menarik untuk didiskusikan. Berikut
beberapa pandangan:
Ø Menurut Descartes (1596–1650)
Filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di
mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Ø Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada. Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.
Ø Aristoteles (384 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran
yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
Bahwa
kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Ø Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother
of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )
Ø Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu ,
yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang
atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis
ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Ø Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
2.2. Tentang Ilmu Pengetahuan
2.2.1. Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu,
‘ilman yang berarti mengetahui,memahami dan mengerti benar-benar.
Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang
berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme
(pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Ø Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif
dan sistematis.
Ø Paul Freed man
Dalam The
Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas
manusia yang dengan melakukan nya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan
senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan
kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya
dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Ø S.ornby
Mengartikan ilmu
sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan
percobaan dari fakta-fakta.
Ø Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang
tersembunyi.
Tidak dapat di
pungkiri bahwa dalam proses untuk memperole suatu ilmu adalah dengan melalui
pedekatan filsafat.
.
2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup
filsafat ilmu
[2] Ilmu pengetahuan adalah salah satu
objek kajian dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari filsafat. Yang
dimaksud dengan filsafat ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat
ilmu,khususnya yang berkenaan denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema umum
disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat
ilmu dapatlah dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup dalam filsafat
ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa kajian,
yang diajukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Juga
berperan untuk menganalisis hubungan atau antar hubungan yang ada pada kajian
satu terhadap kajian yang lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
Ø Mendalami unsur-unsur pokok ilmu,
sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu
Ø Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
Ø Menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan
persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
Ø Mendorong pada calon ilmuwan dan
iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
Ø Mempertegas
bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentagan.
2.3. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci
Al-Qur'an dan hadits Nabi mempunyai makna antara lain: pahala dan balasan,
ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan
penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik, kemuliaan, cahaya, kehidupan
hakiki, amar ma'ruf nahi munkar, amanat dan menepati janji, menuntut ilmu dan
beramal dengannya, dan puncak kesempurnaan akal.
Agama ialah suatu sistem credo (tata
keyakinan), ritus (peribadatan) dan sistem norma yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan alam lainnya
sesuai tata ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.
Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya
adalah islam. Agama islam adalah wahyu dari Allah yang diturunkan pada
rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala
pri kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan nya dengan Tuhan, sesama
makhluk maupun alam yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta keselamatan
dunia dan akhirat.
Agama islam bersumber dari kitab
suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat manusia di atas planet bumi
berupa Al quran sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.
2.4. Tentang Kebudayaan
2.4.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 :
4) adalah budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakkan oleh
akal dan perasaannya. Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang merupakan
keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang
dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak
diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
[3] Pendapat
lain menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur
daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta, rasa, karsa)
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1. Taylor,
budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,kesenian,
moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang
dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat,
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar
2.4.2. Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)
Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat,
wujud kebudayaan itu dapat diklasifikasikan pada tiga macam:
1.
wujud
kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat
abstrak, tak dapat diraba dan di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang
kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip kartu komputer, pita
komputer dan sebagainya.
2.
wujud
kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social
sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi
satu sama lainya dari waktu kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.
3.
wujud
kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang
disebut kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam
masyarakat sifatnya sngat konkrit berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto,
dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling lepas satu samalainnya dalam
masyarakat.
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat
termanifestasi pada beberapa aspek sebagai berikut:
1. Bahasa (
tulisan maupun lisan)
2. Sistem
teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
3. Sistem mata
pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
4. Organisasi
social (organisasi kemasyarakatan)
5. Sistem
pengetahuan
6. Kesenian
(seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
7. Religi.
b)
Unsur-Unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan
bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa,
dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya tiga aspek tersebut.
1. Cipta :
kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada
pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa
ilmu pengetahuan.
2. Karsa
:kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari
mana manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran)
hasilnya berupa norma-norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam
agama, karna kesimpulan manusia berbeda-beda pula.
3. Rasa :
kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati
keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/
kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian
menghasilkan bermacam-macam kesenian.
2.5.
Pengertian Ideologi
Kata
ideology berasal dari bahasa latin ( idea
; daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos ; ilmu ). Istilah ini diperkenalkan oleh filsuf Perancis A.Destut de Tracy (1801 ) yang
mempelajari tentang berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar kebenarannya.
Pengertian ini kemudian meluas sebagai keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta
segala upaya, terutama di bidang politik. Ideology juga di artikan sebagai
falfasah hidup dan pandangan dunia ( dalam bahasa Jerman disebut weltanschauung
).
Berikut ini beberapa pengertian
ideology :
1.
A.Destult de Tracy
Ideology adalah bagian dari filsafat
yang merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain seperti pendidikan, etika,
politik, dan sebagainya.
2.
Dr. Alfian
Ideology adalah suatu pandangan atau
system nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang
sebaiknya, yaitu secara normal dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku
bersama dalam berbagai segi kehidupan[4]
2.6. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu
Pengetahuan
[5]Gerard Beekman dalam bukunya (1973)
filsafat, para filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan
dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus mengirim
imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,
tapi harus memberikan ilmu pengetahuan.
Ilmu dapat dibedakan dengan
filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan
menuntut untuk diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan
esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya
ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat
spekulatif dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.
Filsafat yang sering disebut sebagai induk
ilmu pengetahuan (mother of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu
pamungkas keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa
demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari
temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan
berbagai pencabangan ilmu.
[6] Menurut
Permakalah, untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan ilmu kita harus
mengetahui terlebih dahulu pengertian filsafat dan ilmu pengetahuan.
Filsafat
adalah buah pemikiran seseorang yang mengkaji tentang masalah yang berkenan
dengannya dalam segala sesuatu secara benar, agar menemukan hakikat yang
sebenarnya.
Ilmu
adalah sebuah pengetahuan yang pasti secara beraturan, secara ilmiah, dan
mencakup kebenaran umum mengenai objek studi.
Antara filsafat dan ilmu ini
memiliki hubungan dan persamaan, keduanya ini meupakan hasil ciptaan kegiatan
pemikiran manusia, yaitu berfikir filosofis dan empiris ilmiah. Filsafat
menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Jadi, antara
filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah berkaitan erat, filsafat ini
disebut sebagai patokan ilmu pengetahuan.
2.7. Hubungan Filsafat dengan Agama
[7]
Menurut Hocking (1946), agama merupakan
obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya
meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan pengharapan
manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang
benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat untuk
memperoleh kehidupan yang baik dan merenungkannya sebagai suatu tuntutan
kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus
keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya
yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya
menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut
perasaan dan keyakinan. Agama merupakan
sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian
filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di
dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual
keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Oleh karena itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu
pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan
dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat
menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia
yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah
kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat
merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh
sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar
yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting
dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada
dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan,
sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada
wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan
pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang
yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dalam agama terutama
gama islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah
adalah wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan
merupakan dual yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah
didalam agama ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan
juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun
pendiidkan dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
[8]
Menurut Pemakalah, untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan agama, kita
harus mengetahui terlebih dahulu pengertian filsafat dan agama.
Definisi
filsafat telah kami bahas sebelumnya, bahwa filsafat yaitu buah pemikiran
seseorang yang mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya dalam segala
sesuatu secara benar agar menemukan hakikat sebenarnya.
Agama adalah
suatu pedoman bagi manusia agar hidup manusia menjadi lurus, teratur, dan tidak
kacau. Dalam agama ada sesuatu yang dianggap berkuasa yaitu Tuhan, zat yang memiliki
segala yang ada, yang berkuasa dan yang mengatur segala alam beserta isinya.
Jadi, filsafat
dan agama sangat berkaitan erat dan saling berhubungan peran agama terhadap
filsafat adalah meluruskan filsafat yang tidak nyata kebenarannya yang ada pada
agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama adalah membantu keyakinan
manusia terhadap kebenaran mutlak dengan pemikiran yang kritis dan logis. Ada
sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang sejati harus berdasarkan
agama dan filsafat yang sejati itu adalah terkandung dalam agama.
2.8.
Hubungan Filsafat dengan
Kebudayaan
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarakat, berbagai macam
kekuatan harus dihadapi seperit kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu
manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat
mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa
kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia
dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan
juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena
itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia
yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar
manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan
dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
5. petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat
mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
[9]
Menurut Pemakalah, kaitan antara filsafat dan kebudayaan ini juga sangat erat
hubungannya, karena kebudayaan ini adalah hasil karya manusia sebagai komplek
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia. Dan kebudayaan ini juga hasil
dari ide-ide dan gagasan. Intinya kebudayaan itu merupakan hasil dari sebuah
pemikiran manusia yang disebut sebagai filsafat.
2.9.
Hubungan Filsafat dengan Ideologi
Filsafat
dan ideology memiliki keterkaitan sebelum lahirnya sebuah ideolgi maka ada
filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideology setelah filsafat
tersebut digunakan untuk cita-cita dan di kerjakan atau di patuhi oleh manusia
tersebut.
Filsafat
adalah sebuah pemikiran kritis untuk menglogikan sesuatu, sehingga filsafat
menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideology adalah suatu ilmu
yang mempelajari cita-cita.
Ideology
merupakan hasil filsafat, ideology adalah output dari struktur pemikiran yang
sudah matang, komplik, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap
sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.
Menurut
Pemikiran Pemakalah, filsafat dan ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa
demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang
gagasan atau pokok pikiran manusia serta kadar kebenarannya. Sedangkan filsafat
merupakan pokok pemikiran manusia yang harus dicari kadar kebenarannya, tanpa
ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Filsafat dan
agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya
keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal,
pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai
kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman
hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit
dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang
tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan
pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana
fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama
yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
mampu menciptakan kebudayaan.
Hubungan
filsafat dengan ideologi, filsafat dan ideology sangatlah berkaitan erat,
Mengapa demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu yang mempelajari
tentang gagasan atau pokok pikiran manusia serta kadar kebenarannya. Sedangkan
filsafat merupakan pokok pemikiran manusia yang harus dicari kadar
kebenarannya, tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Pengetahuan, Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu
yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan persoalan
filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu
disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut
sebagai filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan
salah satu cabang yang disebut sebagai filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff,
Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono,
(Yogyakarta: Tiara Kencana, 1986).
Poedjawijatna,
Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, ( Jakarta:Pembangunan, 1980).
Dr.Slamet
Ibrahim. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ITB, 2008.
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2004. Filsafat Pendidikan Islam
1. Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
Notowidogda, Rohman, 2006, Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam,
Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 2001, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan
Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Budiyanto, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta:
Erlangga.
[1] .Kattsoff, Louis O., Pengantar
Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Kencana,
1986). Hlm. 1
[3] Gazalba, Sid, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan
Islam,( Jakarta: Pustaka Al-Husna. 2001). Hlm. 12
[4] Budiyanto, pendidikan
kewarganegaraan SMA Kelas 3, ( Jakarta,Penerbit Erlangga, 2007). Hlm.18
[6] Pemikiran Permakalah
[7] Notowidogda,
Rohman, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan
Al-qur’an dan Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006). Hlm. 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar