Laman

Jumat, 13 Mei 2016

HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN HUBUNGAN FILSAFAT DAN PANDANGAN DUNIA ( AGAMA, KEBUDAYAAN, IDEOLOGI )



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang

Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan mengetahui apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir secara mendalam atau berkontemplasi.
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu dikatakan sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.
 Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal, materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau diibaratkan keduanya seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk memahami secara umum kedua sisi tersebut maka perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai disiplin ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan ataupun kebaikan.
 Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan komulatif (tersusun timbun).

1.2.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1.     Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat ilmu pengetahuan?
2.     Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat pandangan dunia (agama, budaya, ideology ) ?
























BAB II
PEMBAHASAN
2.1.   Gambaran Tentang filsafat
2.1.1. Sejarah Penemuan filsafat
[1] Filsafat dalam pandangan barat diperkirakan  muncul pada abad ke- 7 sebelum masehi di yunani. dalam Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan disekitar  mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.

2.1.2 Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli
Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah terdapat dalam berbagai macam literatur dan hampir semua disiplin ilmu, bahasan tentang filsafat adalah salasatu objek telaah yang menarik untuk didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:
Ø Menurut Descartes (1596–1650)
 Filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Ø Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Ø Aristoteles  (384 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Ø Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Ø Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Ø Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

2.2.   Tentang Ilmu Pengetahuan
2.2.1.  Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui,memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).  Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Ø Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan                sistematis.
Ø Paul Freed man
Dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukan nya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.


Ø S.ornby
Mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta.
Ø Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi.
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses untuk memperole suatu ilmu adalah dengan melalui pedekatan filsafat. .

2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu
[2] Ilmu pengetahuan adalah salah satu objek kajian dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari filsafat. Yang dimaksud dengan filsafat ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat ilmu,khususnya yang berkenaan denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema umum disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapatlah dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup dalam filsafat ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa kajian, yang diajukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan atau antar hubungan yang ada pada kajian satu terhadap kajian yang lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
Ø  Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu
Ø  Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
Ø  Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
Ø  Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
Ø  Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentagan.

2.3. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits Nabi mempunyai makna antara lain: pahala dan balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik, kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf nahi munkar, amanat dan menepati janji, menuntut ilmu dan beramal dengannya, dan puncak kesempurnaan akal.
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan), ritus (peribadatan) dan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan alam lainnya sesuai tata ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.      Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya adalah islam. Agama islam adalah wahyu dari Allah yang diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat manusia di atas planet bumi berupa Al quran sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.

2.4. Tentang Kebudayaan
2.4.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
[3] Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta, rasa, karsa)
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1.  Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.      Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.    Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari manusia dengan belajar
2.4.2. Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)      Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat diklasifikasikan pada tiga macam:
1.          wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2.        wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi satu sama lainya dari waktu kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.
3.       wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang disebut kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam masyarakat sifatnya sngat konkrit berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling lepas satu samalainnya dalam masyarakat.
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada beberapa aspek sebagai berikut:
1.    Bahasa ( tulisan maupun lisan)
2.    Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
3.    Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
4.    Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
5.    Sistem pengetahuan
6.    Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
7.    Religi.
b)      Unsur-Unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya tiga aspek tersebut.
1.   Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu pengetahuan.
2.   Karsa :kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari mana manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran) hasilnya berupa norma-norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam agama, karna kesimpulan manusia berbeda-beda pula.
3.   Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian menghasilkan bermacam-macam kesenian.

2.5.    Pengertian Ideologi
Kata ideology berasal dari bahasa latin ( idea ; daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos ; ilmu ). Istilah ini diperkenalkan oleh filsuf Perancis A.Destut de Tracy (1801 ) yang mempelajari tentang berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar kebenarannya. Pengertian ini kemudian meluas sebagai keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta segala upaya, terutama di bidang politik. Ideology juga di artikan sebagai falfasah hidup dan pandangan dunia ( dalam bahasa Jerman disebut weltanschauung ).
Berikut ini beberapa pengertian ideology :
1.      A.Destult de Tracy
Ideology adalah bagian dari filsafat yang merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain seperti pendidikan, etika, politik, dan sebagainya.
2.      Dr. Alfian
Ideology adalah suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara normal dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan[4]

2.6. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
[5]Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,  tapi harus memberikan ilmu pengetahuan.
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.
 Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan berbagai pencabangan ilmu.
[6] Menurut Permakalah, untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan ilmu kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian filsafat dan ilmu pengetahuan.
   Filsafat adalah buah pemikiran seseorang yang mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya dalam segala sesuatu secara benar, agar menemukan hakikat yang sebenarnya.
   Ilmu adalah sebuah pengetahuan yang pasti secara beraturan, secara ilmiah, dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi.
Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan persamaan, keduanya ini meupakan hasil ciptaan kegiatan pemikiran manusia, yaitu berfikir filosofis dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Jadi, antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah berkaitan erat, filsafat ini disebut sebagai patokan ilmu pengetahuan.

2.7. Hubungan Filsafat dengan Agama
[7] Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.  Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan, sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dalam agama terutama gama islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah adalah wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
[8] Menurut Pemakalah, untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan agama, kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian filsafat dan agama.
Definisi filsafat telah kami bahas sebelumnya, bahwa filsafat yaitu buah pemikiran seseorang yang mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya dalam segala sesuatu secara benar agar menemukan hakikat sebenarnya.
Agama adalah suatu pedoman bagi manusia agar hidup manusia menjadi lurus, teratur, dan tidak kacau. Dalam agama ada sesuatu yang dianggap berkuasa yaitu Tuhan, zat yang memiliki segala yang ada, yang berkuasa dan yang mengatur segala alam beserta isinya.
Jadi, filsafat dan agama sangat berkaitan erat dan saling berhubungan peran agama terhadap filsafat adalah meluruskan filsafat yang tidak nyata kebenarannya yang ada pada agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama adalah membantu keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak dengan pemikiran yang kritis dan logis. Ada sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang sejati harus berdasarkan agama dan filsafat yang sejati itu adalah terkandung dalam agama.

2.8.    Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
            Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperit kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,       menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
            [9] Menurut Pemakalah, kaitan antara filsafat dan kebudayaan ini juga sangat erat hubungannya, karena kebudayaan ini adalah hasil karya manusia sebagai komplek aktifitas serta tindakan berpola dari manusia. Dan kebudayaan ini juga hasil dari ide-ide dan gagasan. Intinya kebudayaan itu merupakan hasil dari sebuah pemikiran manusia yang disebut sebagai filsafat.
           
2.9.         Hubungan Filsafat dengan Ideologi
Filsafat dan ideology memiliki keterkaitan sebelum lahirnya sebuah ideolgi maka ada filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideology setelah filsafat tersebut digunakan untuk cita-cita dan di kerjakan atau di patuhi oleh manusia tersebut.
Filsafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk menglogikan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideology adalah suatu ilmu yang mempelajari cita-cita.
Ideology merupakan hasil filsafat, ideology adalah output dari struktur pemikiran yang sudah matang, komplik, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.
Menurut Pemikiran Pemakalah, filsafat dan ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang gagasan atau pokok pikiran manusia serta kadar kebenarannya. Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran manusia yang harus dicari kadar kebenarannya, tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.












BAB III
PENUTUP

1.  KESIMPULAN
Filsafat dan agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Hubungan filsafat dengan ideologi, filsafat dan ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang gagasan atau pokok pikiran manusia serta kadar kebenarannya. Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran manusia yang harus dicari kadar kebenarannya, tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan, Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut sebagai filsafat ilmu.







DAFTAR PUSTAKA

Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Kencana, 1986).
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, ( Jakarta:Pembangunan, 1980).
Dr.Slamet Ibrahim. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ITB, 2008.
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2004. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
Notowidogda, Rohman, 2006, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 2001, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Budiyanto, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Erlangga.






[1] .Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Kencana, 1986). Hlm. 1

[2]. Dr.Slamet Ibrahim, Filsafat Ilmu Pengetahuan. ITB,  2008. Hlm. 1
[3] Gazalba, Sid, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam,( Jakarta: Pustaka Al-Husna. 2001). Hlm. 12

[4] Budiyanto, pendidikan kewarganegaraan SMA Kelas 3, ( Jakarta,Penerbit Erlangga, 2007). Hlm.18
[5] Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
[6] Pemikiran Permakalah
[7] Notowidogda, Rohman,  Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006). Hlm. 32

[8]  Pemikiran Pemakalah
[9] Pemikiran  Pemakalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar